Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi yang
menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu, meliputi program pendidikan
diploma satu hingga diploma empat. Pendidikannya menekankan pada keahlian
praktikal yang dibutuhkan langsung terjun ke dunia kerja karena menerapkan
sistem kurikulum 70% praktik industri dan 30% teori. Sebagai mahasiswa baru pendidikan vokasi, tentu kami semua ingin
merasakan belajar langsung di tempat perkuliahan terutama kelas praktikum. Namun, pandemi Covid-19
menyerang negara Indonesia sehingga sempat menghambat berjalannya kegiatan
setiap aspek kehidupan.
“Sedih kalau tahu masa-masa kuliah pertama harus
dilakukan secara daring. Seharusnya bisa mempunyai teman baru dan beradaptasi
dengan teman baru yang domisilinya bukan hanya dari Jawa Barat. Membayangkan duduk
di kursi yang diduduki sendiri terus ada mejanya udah kayak milik sendiri. Tapi
tetap bersyukur ternyata dengan adanya daring ini tidak menutup kemungkinan untuk
berkenalan dengan teman satu prodi lain” tutur Alya Fauziah
Aryanti yang saat ini menjadi Mahasiswi Sekolah Vokasi IPB jurusan Manajemen
Agribisnis.
Ia juga menceritakan suka duka saat menjalani kelas
praktikum secara daring. Ia menyukai momen saat di kelas praktikum hanya
mengerjakan soal, karena waktu yang tersisa setelah mengerjakan soal bisa ia
gunakan untuk mengisi presensi dan bersantai. Ia juga merasa senang saat
dipersatukan dengan orang-orang yang mudah diajak kerja sama dalam sebuah
kelompok. Di samping sebuah kesenangan, ia juga sering merasa kesal saat
mengalami kendala jaringan disaat presentasi daring berlangsung. Presentasi harus
tetap dilakukan, namun ia merasa hasilnya tidak terlalu memuaskan.
Selama praktikum daring, ia juga sudah mendapatkan
banyak tugas. Mulai dari mengerjakan berbagai kuis, soal esai, membuat makalah,
dan presentasi daring. Ada beberapa aplikasi yang sering ia gunakan selama
menjalani kelas praktikum daring, seperti Evieta, Google Classroom,
Google Meet, Zoom, dan Quizizz. Setiap orang memiliki gaya
belajarnya masing-masing, termasuk Alya yang saat ini menjalani perkuliahan
daring. Ia memberi tips bahwa sebelum mengerjakan tugas, kita harus membaca
dan memahami materi yang nantinya akan muncul pada soal kuis. Sebelum presentasi
pun kita harus menyiapkannya sebaik mungkin seperti menyiapkan materi. Begitu
juga dengan sebelum kelas perkuliahan di mulai, kita harus menyiapkan kondisi,
jaringan yang mendukung, dan diam di tempat yang lebih tenang dan sepi karena
disaat kita diam di tempat yang berisik, hal itu dapat mengganggu kelas
perkuliahan dan membuat kita kehilangan fokus untuk menyimak materi dengan
baik.
Jika bisa memilih antara menjalani perkuliahan offline
atau online, tentu Alya lebih memilih menjalani perkuliahan offline
atau langsung di kampus. Alya berpikir bahwa jika dia mengalami kesulitan dalam
memahami suatu materi, ia bisa langsung bertanya pada dosen yang mengajar atau pada
teman yang lebih paham tentang materi yang belum Alya pahami. Ia bisa saja menanyakan
hal yang belum ia pahami pada dosen atau teman yang lain, namun tidak jarang
justru pertanyaannya diabaikan atau mendapat jawaban yang masih belum ia pahami
karena temannya malas untuk menjelaskan.
Hal yang sama dialami oleh Nur Rachmy Fazryah sebagai
mahasiswi baru jurusan Teknologi dan Manajemen Ternak di Sekolah Vokasi IPB. “Tanggapan
aku waktu tahu perkuliahan dilaksanakan secara daring agak kecewa sih, soalnya
ini tahun pertama kuliah dan jadi mahasiswa tapi langsung belajar daring. Seenggaknya
kita harus adaptasi lebih dari biasanya. Tapi apa boleh buat, tidak ada yang mau
dan tidak ada yang tahu bakal ada pandemi karena kalau dipaksakan offline juga tidak
mungkin” begitu tutur Nur Rachmy Fazryah sebagai narasumber kedua saya.
Meskipun perkuliahan dilakukan secara daring, hal itu
tidak menyurutkan semangatnya untuk terus belajar secara giat. Ia merasa bahwa
melakukan kelas praktikum daring membuat ia merasa lebih bebas karena praktikum
di rumah dan lebih hemat waktu. Di satu sisi, ia juga terkadang sedih diberi
tugas yang mengharuskan dirinya mengedit video. Untuk pemula seperti dirinya,
ia harus mengeksplor banyak hal agar tugasnya bisa terselesaikan dengan baik. Saat
diberi tugas tersebut, dirinya mengedit video menggunakan aplikasi Inshot.
Disaat dirinya diberi tugas untuk membuat poster, ia menggunakan aplikasi Microsoft
Word dan Microsoft Power Point. Tidak jarang ia juga mencari banyak
referensi di Google.
Kelas praktikum daring yang terpaksa harus ia jalankan
secara mandiri di rumah membuat ia hanya bisa mengandalkan alat dan bahan yang
ada di rumah. Disaat bahan yang dibutuhkan tidak ada, ia juga harus membeli
bahan tersebut ke luar rumah dan mencarinya di toko. Saat awal kuliah, ia
pernah mendapatkan tugas praktikum ke luar rumah. Karena dirinya merupakan
mahasiswi Jurusan Teknologi dan Manajemen Ternak, tentu ia harus observasi ke
kandang langsung untuk mengenali lebih jauh hewan ternaknya. Ia dan teman-teman satu daerahnya berinisiatif untuk berangkat bersama ke kandang. Ia dan teman-temannya pun berangkat dan tetap mematuhi protokol
kesehatan seperti memakai masker. Ia mengungkapkan bahwa ia merasa senang bisa
langsung menjalankan kelas praktikum ke kandang.
Sebagai mahasiswi yang tidak ingin tugasnya
dilakukan secara terburu-buru dan terkesan dekat dengan deadline, ia
selalu mencicil mengerjakan tugas di awal. Disaat ia bosan mengerjakan tugas,
ia selalu meluangkan waktunya untuk tidur terlebih dahulu dengan durasi 20-30 menit.
Ia mengatakan bahwa tidur membantu dirinya untuk lebih fokus mengerjakan tugas.
Selain tidur, dirinya juga sering menyempatkan untuk menonton film atau membaca
hal yang menarik. Ia berpesan untuk mengusahakan diri kita agar tidak belajar full
satu minggu. Sisakan satu hari untuk refreshing atau sekedar berolahraga
agar kita lebih siap untuk menjalani kelas perkuliahan di minggu selanjutnya.
Di awal perkuliahan daring ia merasa
kecewa dan terpaksa menjalani hal tersebut. Namun setelah menjalani hampir satu
semester perkuliahan, dirinya menjadi terbiasa dengan semuanya meskipun selalu
ada kesulitan yang mendampingi perjuangannya dalam satu semester ini. Perkuliahan
daring yang dilakukan di rumah memang membuatnya terbiasa, namun ia lebih
menginginkan untuk menjalankan perkuliahan secara offline atau langsung
di kampus. Saat ia bisa menjalani perkuliahan secara offline, akan ada
dosen yang membimbing langsung saat kelas perkuliahan dilaksanakan. Di sana juga
tersedia alat dan bahan lengkap yang membantu dirinya nanti menjalani kelas
perkuliahan terutama kelas praktikum dengan maksimal.
Pewawancara dan penulis : Siti Rachmawati Rahayu
Narasumber 1 : Alya Fauziah Aryanti (Mahasiswi Sekolah Vokasi IPB Jurusan Manajemen Agribisnis)
Narasumber 2 : Nur Rachmy Fazryah (Mahasiswi Sekolah Vokasi IPB Jurusan Teknologi dan Manajemen Ternak)