Jumat, 11 Desember 2020

MENJALANI KELAS PRAKTIKUM SECARA DARING, BAGAIMANA RASANYA?

 


Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu, meliputi program pendidikan diploma satu hingga diploma empat. Pendidikannya menekankan pada keahlian praktikal yang dibutuhkan langsung terjun ke dunia kerja karena menerapkan sistem kurikulum 70% praktik industri dan 30% teori. Sebagai mahasiswa baru pendidikan vokasi, tentu kami semua ingin merasakan belajar langsung di tempat perkuliahan terutama kelas praktikum. Namun, pandemi Covid-19 menyerang negara Indonesia sehingga sempat menghambat berjalannya kegiatan setiap aspek kehidupan.

“Sedih kalau tahu masa-masa kuliah pertama harus dilakukan secara daring. Seharusnya bisa mempunyai teman baru dan beradaptasi dengan teman baru yang domisilinya bukan hanya dari Jawa Barat. Membayangkan duduk di kursi yang diduduki sendiri terus ada mejanya udah kayak milik sendiri. Tapi tetap bersyukur ternyata dengan adanya daring ini tidak menutup kemungkinan untuk berkenalan dengan teman satu prodi lain” tutur Alya Fauziah Aryanti yang saat ini menjadi Mahasiswi Sekolah Vokasi IPB jurusan Manajemen Agribisnis.

Ia juga menceritakan suka duka saat menjalani kelas praktikum secara daring. Ia menyukai momen saat di kelas praktikum hanya mengerjakan soal, karena waktu yang tersisa setelah mengerjakan soal bisa ia gunakan untuk mengisi presensi dan bersantai. Ia juga merasa senang saat dipersatukan dengan orang-orang yang mudah diajak kerja sama dalam sebuah kelompok. Di samping sebuah kesenangan, ia juga sering merasa kesal saat mengalami kendala jaringan disaat presentasi daring berlangsung. Presentasi harus tetap dilakukan, namun ia merasa hasilnya tidak terlalu memuaskan.

Selama praktikum daring, ia juga sudah mendapatkan banyak tugas. Mulai dari mengerjakan berbagai kuis, soal esai, membuat makalah, dan presentasi daring. Ada beberapa aplikasi yang sering ia gunakan selama menjalani kelas praktikum daring, seperti Evieta, Google Classroom, Google Meet, Zoom, dan Quizizz. Setiap orang memiliki gaya belajarnya masing-masing, termasuk Alya yang saat ini menjalani perkuliahan daring. Ia memberi tips bahwa sebelum mengerjakan tugas, kita harus membaca dan memahami materi yang nantinya akan muncul pada soal kuis. Sebelum presentasi pun kita harus menyiapkannya sebaik mungkin seperti menyiapkan materi. Begitu juga dengan sebelum kelas perkuliahan di mulai, kita harus menyiapkan kondisi, jaringan yang mendukung, dan diam di tempat yang lebih tenang dan sepi karena disaat kita diam di tempat yang berisik, hal itu dapat mengganggu kelas perkuliahan dan membuat kita kehilangan fokus untuk menyimak materi dengan baik.

Jika bisa memilih antara menjalani perkuliahan offline atau online, tentu Alya lebih memilih menjalani perkuliahan offline atau langsung di kampus. Alya berpikir bahwa jika dia mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi, ia bisa langsung bertanya pada dosen yang mengajar atau pada teman yang lebih paham tentang materi yang belum Alya pahami. Ia bisa saja menanyakan hal yang belum ia pahami pada dosen atau teman yang lain, namun tidak jarang justru pertanyaannya diabaikan atau mendapat jawaban yang masih belum ia pahami karena temannya malas untuk menjelaskan.

Hal yang sama dialami oleh Nur Rachmy Fazryah sebagai mahasiswi baru jurusan Teknologi dan Manajemen Ternak di Sekolah Vokasi IPB. “Tanggapan aku waktu tahu perkuliahan dilaksanakan secara daring agak kecewa sih, soalnya ini tahun pertama kuliah dan jadi mahasiswa tapi langsung belajar daring. Seenggaknya kita harus adaptasi lebih dari biasanya. Tapi apa boleh buat, tidak ada yang mau dan tidak ada yang tahu bakal ada pandemi karena kalau dipaksakan offline juga tidak mungkin” begitu tutur Nur Rachmy Fazryah sebagai narasumber kedua saya.

Meskipun perkuliahan dilakukan secara daring, hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus belajar secara giat. Ia merasa bahwa melakukan kelas praktikum daring membuat ia merasa lebih bebas karena praktikum di rumah dan lebih hemat waktu. Di satu sisi, ia juga terkadang sedih diberi tugas yang mengharuskan dirinya mengedit video. Untuk pemula seperti dirinya, ia harus mengeksplor banyak hal agar tugasnya bisa terselesaikan dengan baik. Saat diberi tugas tersebut, dirinya mengedit video menggunakan aplikasi Inshot. Disaat dirinya diberi tugas untuk membuat poster, ia menggunakan aplikasi Microsoft Word dan Microsoft Power Point. Tidak jarang ia juga mencari banyak referensi di Google.

Kelas praktikum daring yang terpaksa harus ia jalankan secara mandiri di rumah membuat ia hanya bisa mengandalkan alat dan bahan yang ada di rumah. Disaat bahan yang dibutuhkan tidak ada, ia juga harus membeli bahan tersebut ke luar rumah dan mencarinya di toko. Saat awal kuliah, ia pernah mendapatkan tugas praktikum ke luar rumah. Karena dirinya merupakan mahasiswi Jurusan Teknologi dan Manajemen Ternak, tentu ia harus observasi ke kandang langsung untuk mengenali lebih jauh hewan ternaknya. Ia dan teman-teman satu daerahnya berinisiatif untuk berangkat bersama ke kandang. Ia dan teman-temannya pun berangkat dan tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker. Ia mengungkapkan bahwa ia merasa senang bisa langsung menjalankan kelas praktikum ke kandang.

            Sebagai mahasiswi yang tidak ingin tugasnya dilakukan secara terburu-buru dan terkesan dekat dengan deadline, ia selalu mencicil mengerjakan tugas di awal. Disaat ia bosan mengerjakan tugas, ia selalu meluangkan waktunya untuk tidur terlebih dahulu dengan durasi 20-30 menit. Ia mengatakan bahwa tidur membantu dirinya untuk lebih fokus mengerjakan tugas. Selain tidur, dirinya juga sering menyempatkan untuk menonton film atau membaca hal yang menarik. Ia berpesan untuk mengusahakan diri kita agar tidak belajar full satu minggu. Sisakan satu hari untuk refreshing atau sekedar berolahraga agar kita lebih siap untuk menjalani kelas perkuliahan di minggu selanjutnya.

            Di awal perkuliahan daring ia merasa kecewa dan terpaksa menjalani hal tersebut. Namun setelah menjalani hampir satu semester perkuliahan, dirinya menjadi terbiasa dengan semuanya meskipun selalu ada kesulitan yang mendampingi perjuangannya dalam satu semester ini. Perkuliahan daring yang dilakukan di rumah memang membuatnya terbiasa, namun ia lebih menginginkan untuk menjalankan perkuliahan secara offline atau langsung di kampus. Saat ia bisa menjalani perkuliahan secara offline, akan ada dosen yang membimbing langsung saat kelas perkuliahan dilaksanakan. Di sana juga tersedia alat dan bahan lengkap yang membantu dirinya nanti menjalani kelas perkuliahan terutama kelas praktikum dengan maksimal.


Pewawancara dan penulis : Siti Rachmawati Rahayu

Narasumber 1 : Alya Fauziah Aryanti (Mahasiswi Sekolah Vokasi IPB Jurusan Manajemen Agribisnis)

Narasumber 2 : Nur Rachmy Fazryah (Mahasiswi Sekolah Vokasi IPB Jurusan Teknologi dan Manajemen Ternak)


Share:

0 komentar:

Posting Komentar