Rabu, 01 Februari 2017

Contoh Resensi Buku

      Haloooo:) Di post kali ini saya akan berbagi salah satu resensi buku yang pernah saya buat. Semoga bisa menjadi referensi teman-teman dalam membuat resensi. Selamat membaca dan semoga bermanfaat:)


Pahlawan Revolusi
Oleh Siti Rachmawati Rahayu



Judul Buku      : Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani
Penulis Buku   : Agus Salim
Penerbit Buku : JEMBAR, Bandung
Tahun Terbit    : 2007
Tebal Buku      : 74 halaman



       Sudah banyak buku yang ditulis oleh Agus Salim. Buku mengenai pahlawan di Indonesia, sejarah, biografi pahlawan dan masih banyak lagi. Salah satu buku yang ditulis oleh beliau yang membuat peresensi menarik yaitu "Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani". Dari mulai Ahmad Yani sewaktu kecil, mengikuti perang, sampai wafatnya beliau diceritakan dalam buku ini.
74 halaman yang terdiri dari 10 BAB pembahasan dalam buku ini, 1 judul yang membuat peresensi tertarik untuk membacanya. "Gugur Sebagai Kusuma Bangsa", itulah judul yang membuat peresensi tertarik untuk membaca sekaligus memahaminya. Judul inipun merupakan judul terakhir dari buku ini.
Apa itu gerakan 30 September? Pertanyaan itu akan terjawab jika sudah membaca buku ini khususnya pada BAB terakhir ini. Peristiwa ini terjadi disaat jasad Letjen Ahmad Yani dibawa ke suatu tempat yaitu Lubang Buaya. Di tempat itu pula ada segerombol orang yang menamakan diri sebagai "Gerakan 30 September" itu menculik dan membunuh beberapa jenderal dan pejabat di lingkungan AD. Ke-6 jenderal dan 1 perwira menengah pada tanggal 1 Oktober itu dibunuh di Lubang Buaya dan jasadnya dimasukkan ke dalam sumur tua di tengah hutan perkebunan.
Lalu, Apa yang menyebabkan Ahmad Yani itu sudah tidak bernyawa lagi? Saat itu ada segerombol pasukan berseragam Cakrabirawa menerobos masuk ke rumah Jenderal Ahmad Yani. Singkat cerita, pasukan itupun memberi tahu kepada Ahmad Yani bahwa negara dalam keadaan genting. Mendengar hal itu, Ahmad Yani bergegas untuk mandi. Tetapi, pimpinan pasukan tadi tidak mengizinkan Ahmad Yani untuk mandi terlebih dahulu dan beliau harus berangkat sekarang juga. Baru saja Ahmad Yani melangkahkan kakinya, terdengar berondongan senjata yang tertuju kepada Ahmad Yani. Setelah tembakan berhenti, tubuh beliau pun terjatuh dan langsung diseret keluar oleh gerombolan tadi diiringi tangisan dan tatapan dari anak-anaknya. Pada 4 Oktober, Ke-6 jenderal yang sudah termasuk Jenderal Ahmad Yani dan 1 perwira menengah tadi ditemukan jasadnya dan diotopsi. Pada 5 Oktober 1965 bertepatan dengan Hari ABRI ke-20, 7 jasad tersebut dimakamkan dalam satu upacara kebesaran militer.
Sosok perwira yang cerdas, gagah berani, bertanggung jawab dan memegang teguh Saptamarga itulah sosok Jenderal Ahmad Yani. Takdir berkehendak lain, beliau telah gugur sebagai kusuma bangsa. Atas semua pengabdiannya yang telah diberikan kepada negara dan bangsa, Jenderal Ahmad Yani mendapat gelar sebagai Pahlawan Revolusi.

Singkatnya buku ini tidak terlalu menceritakan secara rinci sekali per-peristiwa yang terjadi dan ada beberapa kata yang dalam pengetikannya salah. Tetapi buku ini membawa semangat kepada pembacanya untuk meneladani sikap Jenderal Ahmad Yani yang patut dicontoh. Buku ini sangat cocok sekali dibaca untuk yang ingin bercita-cita menjadi ahli sejarah, guru sejarah, khususnya yang ingin mendalami sejarah atau biografi pahlawan di Indonesia terutama Jenderal Ahmad Yani.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar