Haloooo:) Di post kali ini saya akan berbagi salah satu resensi buku yang pernah saya buat. Semoga bisa menjadi referensi teman-teman dalam membuat resensi. Selamat membaca dan semoga bermanfaat:)
Pahlawan Revolusi
Oleh Siti Rachmawati
Rahayu
Judul Buku :
Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani
Penulis Buku : Agus
Salim
Penerbit Buku : JEMBAR,
Bandung
Tahun Terbit :
2007
Tebal Buku :
74 halaman
Sudah banyak buku yang ditulis oleh Agus Salim. Buku mengenai pahlawan di Indonesia, sejarah, biografi pahlawan dan masih banyak lagi. Salah satu buku yang ditulis oleh beliau yang membuat peresensi menarik yaitu "Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani". Dari mulai Ahmad Yani sewaktu kecil, mengikuti perang, sampai wafatnya beliau diceritakan dalam buku ini.
74 halaman yang terdiri dari 10 BAB
pembahasan dalam buku ini, 1 judul yang membuat peresensi tertarik untuk
membacanya. "Gugur Sebagai Kusuma Bangsa", itulah judul yang membuat
peresensi tertarik untuk membaca sekaligus memahaminya. Judul inipun merupakan
judul terakhir dari buku ini.
Apa itu gerakan 30 September?
Pertanyaan itu akan terjawab jika sudah membaca buku ini khususnya pada BAB
terakhir ini. Peristiwa ini terjadi disaat jasad Letjen Ahmad Yani dibawa ke
suatu tempat yaitu Lubang Buaya. Di tempat itu pula ada segerombol orang yang
menamakan diri sebagai "Gerakan 30 September" itu menculik dan
membunuh beberapa jenderal dan pejabat di lingkungan AD. Ke-6 jenderal dan 1
perwira menengah pada tanggal 1 Oktober itu dibunuh di Lubang Buaya dan
jasadnya dimasukkan ke dalam sumur tua di tengah hutan perkebunan.
Lalu, Apa yang menyebabkan Ahmad Yani
itu sudah tidak bernyawa lagi? Saat itu ada segerombol pasukan berseragam
Cakrabirawa menerobos masuk ke rumah Jenderal Ahmad Yani. Singkat cerita,
pasukan itupun memberi tahu kepada Ahmad Yani bahwa negara dalam keadaan
genting. Mendengar hal itu, Ahmad Yani bergegas untuk mandi. Tetapi, pimpinan
pasukan tadi tidak mengizinkan Ahmad Yani untuk mandi terlebih dahulu dan beliau
harus berangkat sekarang juga. Baru saja Ahmad Yani melangkahkan kakinya,
terdengar berondongan senjata yang tertuju kepada Ahmad Yani. Setelah tembakan
berhenti, tubuh beliau pun terjatuh dan langsung diseret keluar oleh gerombolan
tadi diiringi tangisan dan tatapan dari anak-anaknya. Pada 4 Oktober, Ke-6
jenderal yang sudah termasuk Jenderal Ahmad Yani dan 1 perwira menengah tadi
ditemukan jasadnya dan diotopsi. Pada 5 Oktober 1965 bertepatan dengan Hari
ABRI ke-20, 7 jasad tersebut dimakamkan dalam satu upacara kebesaran militer.
Sosok perwira yang cerdas, gagah
berani, bertanggung jawab dan memegang teguh Saptamarga itulah sosok Jenderal
Ahmad Yani. Takdir berkehendak lain, beliau telah gugur sebagai kusuma bangsa.
Atas semua pengabdiannya yang telah diberikan kepada negara dan bangsa,
Jenderal Ahmad Yani mendapat gelar sebagai Pahlawan Revolusi.
Singkatnya buku ini tidak terlalu
menceritakan secara rinci sekali per-peristiwa yang terjadi dan ada beberapa
kata yang dalam pengetikannya salah. Tetapi buku ini membawa semangat kepada
pembacanya untuk meneladani sikap Jenderal Ahmad Yani yang patut dicontoh. Buku
ini sangat cocok sekali dibaca untuk yang ingin bercita-cita menjadi ahli
sejarah, guru sejarah, khususnya yang ingin mendalami sejarah atau biografi
pahlawan di Indonesia terutama Jenderal Ahmad Yani.
0 komentar:
Posting Komentar